TAFSIR
SURAH YASIN AYAT 1 – 12
(Kajian Tafsir Al Mishbah Volume 11, Hal. 105-119)
Disampaikan oleh: Ahmad Abrar Rangkuti, M.A.[1]
Disampaikan dalam Kajian Tafsir Alquran Balai Penelitian
Rispa Sei Putih Kamis, 15 Pebruari 2018
Ayat yang lalu berbicara tentang kelengahan anggota masyarakat
Mekkah yang ditemui Nabi Muhammad saw pertama kali. Kelengahan adalah penyakit
hati yang paling parah, yang menjadikan hati tidak berfungsi. Hati yang
demikian harus selalu diberi peringatan. Tetapi sayang, sebagian dari
mereka berkeras menolak peringatan yang engkau sampaikan, wahai Nabi Muhammad.
Tetapi, ketahuilah bahwa, sejak dahulu, Allah telah mengetahui bahwa banyak di
antara mereka yang tidak beriman sehingga kami bersumpah bahwa: Sesungguhnya
telah menjadi wajar dan pasti berlaku perkataan, yaitu pengetahuan
dan ketentuan Allah atau siksa-Nya, terhadap kebanyakan mereka, maka mereka
tidak akan beriman dan selalu menolak peringatan yang disampaikan kepada
mereka.
Allah kemudian
menggambarkan keadaan mereka yang tidak akan beriman itu dengan berfirman: Sesungguhnya
Kami telah menjadikan keadaan mereka yang bersikeras mempertahankan
kekufuran bagaikan keadaan seseorang yang di leher mereka terpasang belenggu-belenggu
lalu ia yakni belenggu-belenggu itu, diikat ke dagu mereka
masing-masing, sehingga akibatnya mereka tertengadah ke atas dan
menjadikannya tidak dapat menunduk dan tidak bebas bergerak, atau menoleh ke
kiri dan ke kanan. Dan Kami juga – karena keengganan mereka memerhatikan
ayat-ayat Kami – bagaikan mengadakan di hadapan mereka dinding penghalang
dan di belakang mereka dinding pula, dan Kami menutupi mata mereka
sehingga kalaupun dinding itu tidak ada, mereka tetap tidak dapat
melihat dan tidak juga dapat melangkah menembus dinding pemisah itu.
Dan, jika demikian
keadaan mereka—sebagaimana diilustraasikan oleh ayat-ayat yang lalu—maka sama
saja buat mereka, yakni orang-orang kafir yang seperti itu keadaannya, apakah
engkau, wahai Nabi Muhammad atau siapa pun, memperingatkan mereka atau
tidak memperingatkan mereka. Hasilnya adalah mereka tidak mungkin akan
beriman.
Bagaimana mereka dapat
beriman, padahal mereka tidak dapat—karena keengganannya sendiri—menggunakan
potensi yang dianugerahkan Allah kepada mereka. Dengan demikian, peringatan
ilahi yang engkau sampaikan, wahai Nabi Muhammad, tidak bermanfaat bagi mereka
karena sesungguhnya engkau hanya memberi peringatan yakni hanya
bermanfaat peringatanmu, bagi siapa yang mau mengasah potensi
keimanannya sehingga bersedia secara bersungguh-sungguh mengikuti adz-Dzikr,
yakni tuntunan Alquran, dan yang takut bercampur harap serta kagum kepada
Ar-Rahman, sang Maha Penyayang, meskipun Dia gaib, yakni meskipun
mereka tidak melihat-Nya. Masing-masing mereka itulah yang wajar mendapat
berita gembira, maka karena itu gembirakanlah ia, yakni masing-masing, tentang
maghfirah pengampunan ilahi dan ganjaran yang mulia berupa
kebahagiaan yang tidak putus-putusnya.
Setelah ayat yang lalu
menguraikan tentang risalah kenabian, kini ayat di atas berbicara tentang
kebangkitan manusia setelah kematiannya. Ayat ini menyatakan bahwa: Sesungguhnya
Kami menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, baik yang
mati hatinya maupun yang telah terhenti denyut jantungnya dan tidak berfungsi
lagi otaknya, dan Kami, melalui malaikat-malaikat yang Kami tugaskan,
terus menerus mencatat apa yang telah mereka kerjakan selama mereka
hidup di dunia, yang baik dan yang buruk—bukan karena Kami khawatir lupa tetapi
untuk menjadi bukti bagi setiap yang bermaksud mengajukan keberatan—dan demikian
juga Kami mencatat bekas-bekas yang mereka tinggalkan, yakni amal-amal
mereka yang diikuti oleh generasi sesudah mereka sehingga, jika baik, mereka
ikut memeroleh juga ganjaran seperti ganjaran orang-orang yang mengamalkannya
sesudah mereka dan sebaliknya pun demikian.
Bukan hanya amal-amal
manusia yang Kami ketahui tetapi kegiatan semua makhluk, dan segala sesuatu yang
berkaitan dengan semua makhluk, baik manusia maupun selain manusia, Kami hitung,
kumpulkan dan pelihara dalam Kitab Induk yang nyata, yakni Lauh Mahfuz,
atau semua terjangkau oleh pengetahuan Allah yang Mahaluas.
[1]Tendik PAI SMPN 3 Lubuk Pakam dan MTs
Alwashliyah Pulau Gambar, Sekretaris Pengurus Cabang Al Washliyah Kecamatan
Galang. Blog: https://abrarrkt.blogspot.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar